Monday, June 21, 2010

Tips Memberikan Feedback


Salah satu hal yang akan selalu ada dalam agenda Anda sebagai seorang pemimpin adalah memberikan feedback atau masukan kepada anggota tim Anda. Masukan yang diberikan tentunya bersifat konstruktif atau membangun, dengan maksud untuk meningkatkan kinerja dan produktifitas anak buah. Feedback dianggap penting karena fungsinya sebagai guidance dan motivator. Tanpa masukan seringkali karyawan mendapatkan kesulitan untuk berkembang, karena tidak ada penilaian tentang performa kerjanya selama ini. Bisa jadi yang dianggap sebagai prestasi kerja justru jauh dari hasil yang Anda harapkan. Jika dibiarkan berlarut-larut bukan hanya kinerja dan performanya yang terancam diam ditempat bahkan memburuk, tapi juga akan mempengaruhi produktifitas tim yang Anda pimpin.

Tidak mudah memberikan feedback. Penyampaian yang tidak hati-hati bisa dianggap sebagai kritik yang menyerang secara pribadi. Alih –alih ingin meningkatkan performa, justru malah membuat karyawan patah semangat atau kehilangan respek kepada Anda sebagai pemimpinnya.

Menyampaikan masukan yang membangun dan jelas memang membutuhkan keterampilan dan keberanian. Terlebih kita hidup di budaya yang seringkali segan untuk menyampaikan masukan. “Takut tersinggung” mungkin itu yang ada dalam pikiran Anda. Tetapi jika hal ini terlaksana dengan sukses, hasilnya akan memuaskan dan memberikan dampak yang positif.

Berikut adalah beberapa tips yang bisa membantu Anda dalam memberikan feedback kepada anggota tim dengan efektif dan efisien.

*Segerakan.
Sampaikan segera feedback setelah Anda merasa hasil atau
kinerja kerjanya tidak sesuai dengan harapan atau standar atau hal lain yang tidak sesuai dengan budaya kerja perusahaan bahkan etika kerja. Walaupun Anda merasa segan dan enggan untuk melakukannya, jangan tunggu hingga performanya semakin memburuk. Menunggu berarti membiarkan karyawan Anda bekerja tanpa panduan dan tanpa parameter hasil kerja.

*Jaga kehormatan mereka.
Memberikan feedback memang sama sekali berbeda dengan memberikan pujian walaupun keduanya bertujuan sama; yaitu memacu karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. Jika memuji karyawan akan lebih baik dilakukan didepan rekan kerja lainnya, memberi feedback sebaiknya tidak dilakukan di depan umum, terlebih jika yang disampaikan bisa ditanggapi sebagai kritikan. Bicaralah dengan sopan dan rangsang karyawan untuk juga mengeluarkan pendapat. Jangan gunakan kata-kata yang bisa diinterpretasikan sebagai ‘serangan’ secara pribadi. Anda ingin menyingkirkan kinerja buruknya, bukan personal nya.

*Jangan lupa memuji.
Ingatlah tidak semua hasil kerja karyawan tidak sesuai harapan atau di bawah standar. Pasti ada satu hal yang bisa dilakukannya dengan memuaskan. Tunjukkan bahwa Anda menghargai hasil kerjanya yang lain dengan memberikan pujian sebelum menyampaikan feedback. Selain membantu meningkatkan rasa percaya diri, hal ini akan membantunya untuk lebih membuka diri untuk menerima masukan dari Anda.

*Be specific.
Hindari pembicaraan yang berputar-putar sebelum masuk ke hal-hal yang harus diperbaiki. Sebutkan dengan jelas hal yang harus diperbaiki dan sampaikan saran Anda untuk mengatasi hal tersebut. Sampaikan dengan jelas tips, tekhnik dan saran yang relevan dan detail. Berikan ilustrasi dan contoh bila perlu. Misalnya, kebiasaan karyawan yang selalu telat memberikan laporan dengan alasan tanggung jawab yang terlalu banyak. Sarankan untuk membagi rutinitas harian dalam deadline yang lebih kecil dan terapkan target pribadi. Ingatlah untuk fokus pada solusi, bukan pada pribadi karyawan tersebut.

*Diskusikan rencana.
Walaupun Anda sudah memberikan saran, tips dan tekhnik, dan menyampaikan harapan Anda kepada karyawan tersebut, tetap diskusikan rencana dan target untuk memperbaiki kinerjanya. Hal ini akan memberikan mereka rasa percaya diri karena pendapat mereka dihargai. Dengan demikian respek mereka terhadap Anda juga akan tetap terjaga. Sepakati bersama target waktu peningkatan yang harus dicapai. Walaupun Anda ingin perubahan dan peningkatan terjadi secepat mungkin namun dengarkan target yang ingin dicapai sang karyawan sendiri. Hal ini justru akan memberikan rasa tanggung jawab yang besar karena karyawan tersebut turut ambil bagian dalam pengambilan keputusan untuk perbaikan kerja mereka. Yang harus diingat adalah walaupun mereka sudah mengungkapkan target perubahan, keputusan untuk tetap menerapkan strategi awal Anda atau berkompromi ada di tangan Anda.

Job Vacancy , Indonesia Job


Bookmark and Share

No comments:

Post a Comment